EducationZONE

Jenis-jenis Konjungsi dan Fungsinya

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dalam kegiatan berbahasa seperti menulis sebuah paragraf, cerpen atau  novel pastilah anda harus menguasai konjungsi sebagai penunjangnya. Kata  penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung  adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa,  antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya  terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung  antarkalimat di awal kalimat ( setelah tanda titik, tanda tanya, dan  tanda seru ), adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal  paragraf.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam konjungsi  intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Kata penghubung intrakalimat  (antar klausa) adalah kata yang menghubungkan klausa  induk dan klausa  anak. Dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata  penghubung atau konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi  subordinatif. Sedangkan konjungsi antar kalimat adalah kata yang  menghubungkan kata yang satu dengan lainnya. Berikut penjelasan  konjungsi intra dan antar kalimat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Konjungsi Intra Kalimat</b><br />
Konjungsi intra kalimat (Antar Klausa) Adalah kata yang menghubungkan  klausa induk dan klausa anak. Kata penghubung antar klausa biasanya  terletak di tengah-tengah kalimat. Dalam intra kalimat (antar klausa)  juga ada dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu :<br />
<br />
<b>Konjungsi Koordinatif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Konjugsi Koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua  klausa atau lebih yang memiliki status sederajat, diantaranya : dan,  atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, padahal.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0GOYkC0gSTaIJ9unS3VNZG12cBPSyz_SqCBCWJg0AN4oXXzhWbG5c_bOFyTNh3ScdZKYr6hNmvLnL8z5KP6TIs1f5qSopJeWf9KN1T13-68aFwEuuROyFhcelWAKY4jooCzJg1xkyY24/s1600/konjungsi.jpg" style="margin-left: 0em; margin-right: 0em;"><img alt="konjungsi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0GOYkC0gSTaIJ9unS3VNZG12cBPSyz_SqCBCWJg0AN4oXXzhWbG5c_bOFyTNh3ScdZKYr6hNmvLnL8z5KP6TIs1f5qSopJeWf9KN1T13-68aFwEuuROyFhcelWAKY4jooCzJg1xkyY24/s1600/konjungsi.jpg" title="" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Konjungsi Subordinatif</b></div>
<span style="text-align: justify;">Konjugsi Subordinatif, yaitu kata  penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama  derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar,  seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena. Berikut adalah  jenis-jenis konjungsi subordinatif.</span><br />
<table border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(0,0,0); width: 100%;"><tbody>
<tr><td style="background-color: #339900; color: white; text-align: center; width: 30%;" valign="center">Contoh Konjungsi</td><td style="background-color: #339900; color: white; text-align: center;" valign="center">Contoh</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan waktu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai</td>  </tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan syarat</td><td style="text-align: left;" valign="top">Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala</td>  </tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan pengandaian</td><td style="text-align: left;" valign="top">Anadaikan, sekiranya, seandainya, seumpamanya</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan tujuan</td><td style="text-align: left;" valign="top">Agar, biar, supaya</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan konsesif</td><td style="text-align: left;" valign="top">Biarpun, meskipun, sekalipun walau(pun), sunguhpun, kendatipun</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan pemiripan</td><td style="text-align: left;" valign="top">Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan penyebaban</td><td style="text-align: left;" valign="top">Sebab, karena, oleh karena</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan pengakibatan</td><td style="text-align: left;" valign="top">Sehingga, sampai (-sampai), maka(-nya)</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan penjelasan</td><td style="text-align: left;" valign="top">Bahwa</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Hubungan cara</td><td style="text-align: left;" valign="top">Dengan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>2. Konjungsi Antar Kalimat</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Konjungsi antar kalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu  dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antar  kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, diantaranya : oleh karena  itu, sebelum itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian,  sesudah itu, selain itu, sebaliknya. Konjungsi antar kalimat di awal  kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya). Berikut  adalah contoh konjungsi antarkalimat.</div>
<table border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse; border: 1px solid rgb(0,0,0); width: 100%;"><tbody>
<tr><td style="background-color: #339900; color: white; text-align: center;" valign="center">Contoh Konjungsi</td><td style="background-color: #339900; color: white; text-align: center;" valign="center">Makna</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya</td>  </tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya</td>  </tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Tambahan pula, lagi pula, selain itu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Sebaliknya</td><td style="text-align: left;" valign="top">Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Sesungguhnya, bahwasanya</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan keadaan yang sebenarnya.</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Malah(-an), bahkan</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">(akan) tetapi, namun, kecuali itu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Dengan demikian</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan konsekuensi</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Oleh karena itu, oleh sebab itu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan akibat</td></tr>
<tr><td style="text-align: left;" valign="top">Sebelum itu</td><td style="text-align: left;" valign="top">Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>B. Macam-macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya</b><br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Aditif (gabungan). Konjungsi  aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi  menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang  sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Pertentangan. Konjungsi  pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua  bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian  tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting  daripada yang pertama, misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan,  sebaliknya, sedangkan, padahal, dan namun.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Disjungtif (pilihan).  Konjungsi pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua  unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih,  misalnya: atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan  entah...entah...</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi waktu. Konjungsi waktu  menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata  konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak  sederajat, misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika,  sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara,  seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala. Sementara konjungsi  berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, misalnya  sebelumnya dan sesudahnya</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Final (tujuan). Konjungsi  tujuan adalah semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan  tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang biasa dipakai  untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya, guna, untuk, dan agar</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Sebab (kausal). Konjungsi  sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab  tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat  merupakan akibatnya. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan  sebab adalah sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Akibat (konsekutif).  Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu  hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang  menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk  kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah  sehingga, sampai, dan akibatnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Syarat (kondisional).  Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat  -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan  ini adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Tak Bersyarat. Kata  penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa  perlu ada syarat - syarat yang dipenuhi. Kata - kata yang termasuk  dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Perbandingan. Konjungsi  perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan  kedua hal itu. Kata kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah  sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat,  umpama, dan daripada.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Korelatif. Konjungsi  korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan  sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempengaruhi yang lain atau  yang satu melengkapi yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kedua kalimat  mempunyai hubungan timbal-balik. Katakata yang menyatakan konjungsi ini  adalah semakin…..semakin,kian….. kian,bertambah……bertambah, tidak  hanya….tetapi juga..., sedemikian rupa..., sehingga..., baik..., dan  maupun.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Penegas (menguatkan atau  intensifikasi). Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas  suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya. Termasuk di dalam  konjungsi hal-hal yang menyatakan rincian. Kata-kata yang termasuk dalam  konjungsi ini adalah bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya,  ringkasnya, dan akhirnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Penjelas (penetap). Konjungsi  penjelas berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan  perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Pembenaran (konsesif).  Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan  dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara  menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran  dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakan  dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti,  meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan  sekalipun.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Urutan. Konjungsi ini  menyatakan urutan sesuatu hal. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi  ini adalah mula-mula, lalu, dan kemudian.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Pembatasan. Konjungsi ini  menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana  perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Penanda. Konjungsi ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Kata-kata</li>
<li style="text-align: justify;">yang ada dalam konjungsi ini adalah  misalnya, umpama, dan contoh. Konjungsi lain yang masih merupakan  konjungsi penanda yaitu konjungsi penanda pengutamaan. Contoh kata-kata  konjungsi ini adalah yang penting, yang pokok, paling utama, dan  terutama.</li>
<li style="text-align: justify;">Konjungsi Situasi. Konjungsi situasi  menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan  tertentu. Kata-kata yang dipakai dalam konjungsi ini adalah sedang,  sedangkan, padahal, dan sambil.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dari semua contoh kalimat jelas terlihat bahwa fungsi dari kata  konjungsi dalam Bahasa Indonesia adalah untuk menyambungkan kata, frase,  atau klausa dalam suatu kalimat.</div>
</div>

Dalam kegiatan berbahasa seperti menulis sebuah paragraf, cerpen atau novel pastilah anda harus menguasai konjungsi sebagai penunjangnya....

Baca selengkapnya »

Sejarah Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia - Kerajaan Trumanegara

22.55 Unknown 0 Comment

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h2 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerajaan Hindu Budha Kerajaan Tarumanegara </span></h2>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<h3 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejarah Kerajaan Tarumanegara</span></h3>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5v59jEJ4IwVqQPF5fg_Tv90-uQBbEYTu9K7jwm1alrfIrDP5TqZjZ7bBFeUQr8VCpeQi-E0Iuqvp9cbUELPi3hkc07dyXFu6R4HlkSp8PaQm0nc18OjLrMcgK3ahjWvtmTu2uI-4CAs8/s1600/kerajaan+tarumanegara.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="159" data-original-width="245" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5v59jEJ4IwVqQPF5fg_Tv90-uQBbEYTu9K7jwm1alrfIrDP5TqZjZ7bBFeUQr8VCpeQi-E0Iuqvp9cbUELPi3hkc07dyXFu6R4HlkSp8PaQm0nc18OjLrMcgK3ahjWvtmTu2uI-4CAs8/s320/kerajaan+tarumanegara.JPG" width="320" /></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerajaan Tarumanegara atau taruma adalah merupakan sebuah Kerajaan yang pernah berkuasa dan berjaya di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 sampai abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara ini didirikan oleh seorang raja <i>Dirajaguru Jayasingawarman</i>  tahun 358M, yang kemudian diganti oleh penerusnya yaitu oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Kerajaan Tarumanegara ini bercorak Hindu. Letak Kerajaan ini dulunya di sungai Cisadane sebelah barat dan sungai Citarum bagian sebelah timur.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h4 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Raja-Raja Yang Pernah Berkuasa</span></h4>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Jayasingawarman (358-382)</li>
<li>Dharmayawarman (382-395)</li>
<li>Purnawarman (395-434)</li>
<li>Wisnuwarman (434-455)</li>
<li>Indrawarman (455-515)</li>
<li>Candrawarman (515-535)</li>
<li>Suryawarman (535-561)</li>
<li>Kertawarman (561-628)</li>
<li>Sudhawarman (628-639)</li>
<li>Hariwangsawarman (639-640)</li>
<li>Nagajayawarman (640-666)</li>
<li>Linggawarman (666-669)</li>
<li>Latar Belakang Raja Purnawarman</li>
</ul>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Raja Purnawarman yang saat itu berkuasa dan begitu terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 dia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga(Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian itu, sang prabu mengadakan selamatan/syukuran dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Penggalian saluran air ini begitu besar artinya, karena merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Hasil pertanian tersebut memajukan perekonomian.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h3 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kehidupan Sosal</span></h3>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kehidupan gotong royong di dalam kehidupan bermasyarakat Tarumanegara berkembang dengan sangat baik. Hal ini terlihat dengan adanya penggalian saluran Gomati. banyak masyarakat beragama Hindu dan Buddha, sedangkan sebagian masyarakat yang lainya masih menganut agama asli.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h3 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Politik dan Pemerintahan</span></h3>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Seperti Kerajaan Kutai</i>, sumber sejarah politik dan pemerintahan pada Kerajaan Tarumanegara juga kurang jelas. walaupun demikian, catatan dari Fa-Hien (sejarawan) mengatakan Tarumanegara mampu menciptakan stabilitas politik di wilayahnya. Kondisi itu dibuktikan melalui laporannya tentang cukup majunya perekonomian Kerajaan tersebut. Kuatnya pemerintahan terbukti oleh informasi prasasti mengenai proyek penggalian saluran Gomati dan sungai Candrabhaga. Proyek itu membutuhkan tenaga manusia yang cukup besar, sehingga mungkin terselenggara oleh pemerintahan yang berwibawa, yang kekuasaanya diakui rakyatnya. Karena merupakan Kerajaan, kekuasaan raja bersifat mutlak. Hal itu tergambar dari pengakuan Raja Purnawarman sebagai jelmaan Dewa Wisnu.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h3 style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berakhirnya Kerajaan Tarumanegara</span></h3>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Runtuhnya masa Kerajaan Tarumanegara berawal dari kepercayaan yang diberikan oleh sang raja kepada pemerintah daerah di bawah raja, untuk mimimpin wilayahnitu sendiri. Lalu, kebiasaan memberikan warisan wilayah atau daerah kepada putra dan putri mahkota, yang lantas membuat Kerajaan baru di wilayahnya tersebut. Hal ini menyebabkan kekuasaan raja menjadi berlahan lemah lemah dan gampang diserang musuh. Tahun 669 M, raja Linggawarman yang menjadi raja terakhir, meyerahkan kekuasaan kepada menantunya yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya. Lantas, berakhirlah pemerintah dalam nama Tarumanegara berganti menjadi Kerajaan Sunda.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<h3 style="text-align: left;">
<br />Peninggalan</h3>
<div>
<b>Prasasti</b> : </div>
<div>
Kerajaan Tarumanegara meninggalkan tujuh prasasti, yaitu: </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>1. Prasasti Ciaruteun</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut memakai huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris dibentuk ke dalam format Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu ada lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun memiliki 2 makna yaitu:

·</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Cap telapak kaki melambangkan dominasi raja atas wilayah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut). </li>
</ul>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Cap telapak kaki melambangkan dominasi dan keberadaan seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. </li>
</ul>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hal ini berarti menegaskan status Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dirasakan sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>2. Prasasti Jambu</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, kurang lebih 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini pun menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta ada gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>3. Prasasti Kebon kopi</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Kebonkopi ditemukan di dusun Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang unik dari prasasti ini ialah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang diserupakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yakni gajah tunggangan dewa Wisnu. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>4. Prasasti Muara Cianten</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum bisa dibaca. Di samping artikel ada lukisan telapak kaki. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>5. Prasasti Pasir</b> <b>awi</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Pasir Awi ditemukan di wilayah Leuwilia, Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) pun berpahatkan gambar sepasang telapak kaki. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>6. Prasasti Cidanghiyang</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di dusun lebak di ambang sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan mengandung 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut memuliakan keberanian raja Purnawarman. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>7. Prasasti Tugu</b> </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Prasasti Tuguditemukan di wilayah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada suatu batu bulat panjang meling kar dan isinya sangat panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sampai-sampai ada sejumlah hal yang bisa diketahui dari prasasti tersebut. Hal-hal yang bisa diketahui dari prasasti Tugu ialah :</div>
<div>
<ul>
<li>Prasasti Tugu melafalkan nama dua buah sungai yang familiar di Punjab yakni sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya penjelasan dua buah sungai tersebut memunculkan tafsiran dari semua sarjana salah satunya menurut keterangan dari Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari mengenai istilah) sungai Chandrabaga ditafsirkan sebagai kali Bekasi. </li>
<li>Prasasti Tugu pun menuliskan elemen penanggalan walaupun tidakmenyeluruh dengan angka tahunnya yang disebutkan ialah bulan phalguna dan caitra yang diperkirakan sama dengan bulan Februari dan April. </li>
<li>Prasasti Tugu yang melafalkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja. </li>
<br /><br /><br /> Candi : Candi Jiwo ialah salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara <br /></ul>
</div>
<div>
<br /><br /></div>
</div>

Kerajaan Di Indonesia Pengetahuan Umum Sejarah Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia - Kerajaan Trumanegara

Kerajaan Hindu Budha Kerajaan Tarumanegara Sejarah Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara atau taruma adalah merupak...

Baca selengkapnya »

Apa Itu Mikrotik? pengertian dari mikrotik dan penjelasan singkat tentang mikrotik

09.20 Unknown 0 Comment

<h2>
Apa Itu Mikrotik Pengertian Mikrotik </h2>
<br />Apa itu Mikrotik? Pengertian Mikrotik and Penjelasannya - Mikrotik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi perangkat keras (equipment) dan perangkat lunak (Software) yang berhubungan dengan sistem jaringan komputer yang berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Mikrotik didirikan pada tahun 1995 untuk mengembangkan switch dan sistem ISP (Internet Service Provider) nirkabel. <br /><br />Mikrotik dibuat oleh MikroTiklssebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia adalah sebuah negara yang merupakan "pecahan" dari negara Uni Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Mikrotik awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau remote. Saat ini MikroTikls memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia. MikroTik sekarang menyediakan equipment dan programming untuk konektivitas web di sebagian besar negara di seluruh dunia. Produk equipment unggulan Mikrotik berupa Router, Switch, Antena, dan perangkat pendukung lainnya. Sedangkan produk Software unggulan Mikrotik adalah MikroTik RouterOS. <br /><br /><h3>
MikroTik RouterOS </h3>
<br />MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi switch arrange yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip organize dan jaringan remote, cocok digunakan oleh ISP dan supplier hotspot. Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak tambahan atau komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun. <br /><br /><h3>
Mikrotik RouterBoard </h3>
<br />RouterBoard adalah switch implanted produk dari mikrotik. Routerboard seperti sebuah pc scaled down yang terintegrasi karena dalam satu board tertanam prosesor, smash, rom, dan memori streak. Routerboard menggunakan os RouterOS yang berfungsi sebagai switch jaringan, transfer speed administration, intermediary server, dhcp, dns server dan bisa juga berfungsi sebagai hotspot server. Ada beberapa seri routerboard yang juga bisa berfungsi sebagai wifi. sebagai wifi passageway, connect, wds ataupun sebagai wifi customer. seperti seri RB411, RB433, RB600. dan sebagian besar ISP remote menggunakan routerboard untuk menjalankan fungsi wirelessnya baik sebagai ap ataupun customer. Dengan routerboard Anda bisa menjalankan fungsi sebuah switch tanpa tergantung pada PC lagi. karena semua fungsi pada switch sudah ada dalam routerboard. Jika dibandingkan dengan pc yang diinstal routerOS, routerboard ukurannya lebih kecil, lebih kompak dan hemat listrik karena hanya menggunakan connector. untuk digunakan di jaringan wifi bisa dipasang diatas tower dan menggunakan PoE sebagai sumber arusnya. <br /><br />Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket information dan penanganan compositions rute atau lebih dikenal dengan istilahrouting. Mikrotik yang dibuat sebagai switch berbasiskan PC banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang withering ringan hingga tingkat lanjut. Contoh aplikasi yang dapat diterapkan dengan adanya Mikrotik selain directing adalah aplikasi kapasitas akses (transfer speed) manajemen, firewall, remote passage (WiFi), backhaul interface, sistemhotspot, Virtual Private Netword (VPN)server dan masih banyak lainnya. <br /><br />Sistem Level Lisensi Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang free jika anda ingin memanfaatkannya secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTikls untuk dapat menggunakanya assumed name berbayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya. Tersedia mulai dari Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi Demo Mikrotik dapat digunakan secara complimentary dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tentunya setiap level memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, Level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang withering lengkap. Secara singkat dapat digambarkan jelaskan sebagai berikut: <br /><br /><ul>
<li>Level 0 (complimentary); tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 stick setelah instalasi dilakukan.  </li>
</ul>
<ul>
<li>Level 1 (demo); pada level ini kamu dapat menggunakannya sbg fungsi steering standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.  </li>
</ul>
<ul>
<li>Level 3; sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk menajemen segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolan perangkat remote tipe klien.  </li>
</ul>
<ul>
<li>Level 4; sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk mengelola perangkat remote tipe akses poin.  </li>
</ul>
<ul>
<li>Level 5; mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.  </li>
</ul>
<ul>
<li>Level 6; mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun. </li>
</ul>

artikel mikrotik Apa Itu Mikrotik? pengertian dari mikrotik dan penjelasan singkat tentang mikrotik

Apa Itu Mikrotik Pengertian Mikrotik Apa itu Mikrotik? Pengertian Mikrotik and Penjelasannya - Mikrotik adalah sebuah perusahaan yang berg...

Baca selengkapnya »

Latihan Soal Perilaku Organisasi Perkuliahan Manajemen

08.50 Unknown 0 Comment

<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<h2>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">        </span></span></span></b><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;">Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi</span></b></span></h2>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Jawab :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Menurut Nimran (1996), tujuannya:</span><span style="font-size: small; line-height: 115%;"></span></div>
<br />
<ul>
<li>Prediksi.Memprediksi perilaku orang lain.</li>
</ul>
<ul>
<li>Eksplanasi. Untuk menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. </li>
</ul>
<ul>
<li>Pengendalian. Semakin banyak perilaku individu/ kelompok yg dapat diprediksi dg tepat, maka semakin mudah pengendalian bagi sang pemimpin. Sehingga diharapkan perilaku individu/kelompok tsb menjadi positip .<span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;"> </span></b></span></li>
</ul>
<br />
<br />
<h2>
 Variabel-variabel dalam perilaku individu dan pengaruhnya!</h2>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Jawab :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Karakteristik Biografik,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 115%;">yaitu sifat pribadi tiap individu yg obyektif dan mudah diperoleh dari catatan pribadi individu</span><span style="line-height: 115%;"> . Seperti Usia, jenis kelamin, status kawin dan jumlah tanggungan, masa kerja.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Kemampuan,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 115%;">yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Seperti Kemampuan intelektual (yaitu kemampuan yg diperlukan utk mengerjakan kegiatan mental), dan Kemampuan fisik (yaitu kemampuan yg diperlukan utk melakukan tugas-tugas yg menuntut stamina, kecekatan, kekuatan). Kemudian kesesuaian kemampuan dengan pekerjaan.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Kepribadian,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 115%;">yaitu berbagai cara yg digunakan individu untuk bereaksi dan berinteraksi dg lingkungannya</span><span style="line-height: 115%;">, dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan siuasi </span><span style="font-family: "wingdings"; line-height: 115%;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span></span><span style="line-height: 115%;"> menjadi satu kesatuan yang utuh.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Persepsi,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 115%;">yaitu proses dimana seseorang mengorganisasi dan menginterpretasi sensor/kesan yang ditangkapnya untuk mengartikan lingkungan,dipengaruhi oleh faktor </span><span style="line-height: 115%;">perceiver, target dan situasi</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">5)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Pembelajaran,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 115%;">yaitu pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar (Degeng, 1989)</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;"> </span></b></span><br />
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<h2>
Variabel-Variabel yang memengaruhi perilaku Kelompok!</h2>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Jawab :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">Peran</span></i></b><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">, yaitu serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. (missal sebagai seorang pimpinan perusahaan, ayah, suami, pembicara, dll)</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Konflik Peran, yaitu Sebuah situasi dimana seorang individu dihadapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Norma</span></i></b><span style="line-height: 115%;">, adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tinkah laku yang sesuai dan berterima.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Norma yang memengaruhi kelompok</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Norma Kelas Umum, contohnya norma kinerja</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kelompok referensi, kelompok yang menjadi acuan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Konformitas, yaitu menyesuaikan perilaku agar selaras dengan norma kelompok.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Status,</span></i></b><span style="line-height: 115%;"> yaitu </span><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">sebuah posisi atau pangkat yang didefinisikan secara social yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain. Sumber status adalah :</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Pengaruh kekuasaan seseorang atas orang lain;</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Kemampuan seseorang untuk berkontribusi thd tujuan kelompok;</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Karakteristik pribadi (kecantikan, kecerdasan, kekayaan, kepribadian) seorang individu.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">       </span></span></span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Pengaruh Ukuran Kelompok</span></i></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kemalasan Sosial, yaitu kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Kekohesifan, </span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">yaitu tingkat dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok.</span> </div>
<br />
<h2>
<br />Persepsi</h2>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Penjelasan </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan pesan-pesan guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Faktor yang mempengaruhi persepsi:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Terletak dalam diri pembentuk persepsi (sikap, motif, minat, pengalaman, harapan)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Dalam diri objek atau target yang diartikan (sesuatu yang baru, gerak, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, kemiripan)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat (waktu, keadaan kerja, keadaan sosial)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Persepsi orang menilai individu lain</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Teori Hubungan (<i>attribution theory</i>), (menentukan apakah secara internal atau eksternal.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Secara internal (dipengaruhi oleh kendali pribadi)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 70.9pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Secara eksternal (akibat dari luar, dianggap dipaksa oleh situasi)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Fundamental Attribution Error, yaitu Kesalahan hubungan yang fundamental, yaitu kecenderungan untuk merendahkan pengaruh faktor-faktor eksternal dan meninggihkan pengaruh faktor-faktor internal ketika membuat penilaian tentang perilaku orang lain.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Self-serving bias, yaitu kecenderungan bagi para individu untuk menghubungkan keberhasilan mereka sendiri dengan faktor-faktor internal, sementara menyalahkan faktor-faktor eksternal untuk kegagalan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;">Tentang Teori Atribusi</span></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Pembahasan :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Menyatakan bahwa ketika mengobservasi perilaku seorang individu, kita berupaya untuk menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal atau eksternal.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 135.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l6 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 115%;">Variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan</span></b><span style="line-height: 115%;">!</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;">Pembahasan :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">Membuat keputusan dengan membuat berbagai model sederhana </span></i></b><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">yang menggali fitur dasar dari masalah tanpa mendapatkan semua kerumitannya.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">Bias dan Kesalahan Umum</span></i></b><span lang="EN-SG" style="line-height: 115%;">, yakni bias dan kesalahan sistematis yang dilakukan oleh pembuat keputusan akibat dari usaha untuk mempercepat proses pengambilan keputusan. Faktor yang berperan: pengalaman, gerakan hati, perasaan berani, dan peraturan yang enak. Kesemua ini disatu sisi dapat membantu, namun bisa juga menimbulkan penyimpangan dari rasionalitas.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 2.0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level2 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Perbedaan-Perbedaan Individual dalam Pengambilan Keputusan</span></i></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Faktor Kepribadian, misal, sifat hati-hati (dalam model <i>Big Five Model</i>), cenderung akan mengalami peningkatan komitmen. Individu dengan self esteem tinggi lebih rentan terhadap bias pemikiran diri sendiri. Sehingga cenderung akan menyalahkan orang lain untuk kegagalannya, dan memuji akan keberhasilannya.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">          </span></span></span><span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Gender.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 78.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">        </span></span></span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="line-height: 115%;">Perbedaan Kultural</span></i></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span lang="EN-SG" style="font-size: small; line-height: 115%;">Perbedaan kultural (misal orang Indonesia VS Australisa), dapat menyebabkan perbedaan dalam pengambilan keputusan. Perbedaan kultur berpengaruh signifikan terhadap seleksi masalah, kedalam analisis, logika dan rasionalitas berpikir, dsb.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Keputusan rasional VS Keputusan intuitif.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 135.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="text-align: justify;">
<br /></div>

artikel perkuliahan Latihan Soal Perilaku Organisasi Perkuliahan Manajemen

1. Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi Jawab : Menurut Nimran (1996), tujuannya: Prediksi.Memprediksi perilaku orang ...

Baca selengkapnya »

Sejarah Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia - Kerajaan Kutai

08.26 Unknown 0 Comment

<h2>
Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia</h2>
<br />
<h3>
Kerajaan Kutai</h3>
<br />
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.<br />
<br />
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para brahman atas kedermawanan raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah Kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.<br />
<br />
<br />
Dapat diketahui bahwa menurut Buku Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno yang ditulis oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh Balai Pustaka halaman 36, transliterasi prasasti di atas adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
śrīmatah śrī-narendrasya; kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ; putro śvavarmmo vikhyātah; vaṅśakarttā yathāṅśumān; tasya putrā mahātmānaḥ; trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān trayāṇām pravaraḥ; tapo-bala-damānvitaḥ; śrī mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā bahusuvarṇnakam; tasya yajñasya yūpo ‘yam; dvijendrais samprakalpitaḥ.</blockquote>
<br />
<i>Artinya</i>:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.</blockquote>
<h4>
Aswawarman</h4>
<br />
<i>Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga</i>.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.<br />
<br />
<i>Putra Aswawarman adalah Mulawarman. </i>Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur. Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.<br />
<br />
<br />
<br />
<h4>
Mulawarman</h4>
<br />
<i>Mulawarman adalah anak Aswawarman </i>dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Hindu.<br />
Berakhir<br />
<br />
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).<br />
<br />
Kutai Kartanegara inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam. Sejak tahun 1735 Kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.<br />
<br />
Nama-Nama Raja Kutai<br />
<br />
<br />
<ul>
<li>Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)</li>
<li>Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)</li>
<li>Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)</li>
<li>Maharaja Marawijaya Warman</li>
<li>Maharaja Gajayana Warman</li>
<li>Maharaja Tungga Warman</li>
<li>Maharaja Jayanaga Warman</li>
<li>Maharaja Nalasinga Warman</li>
<li>Maharaja Nala Parana Tungga Warman</li>
<li>Maharaja Gadingga Warman Dewa</li>
<li>Maharaja Indra Warman Dewa</li>
<li>Maharaja Sangga Warman Dewa</li>
<li>Maharaja Candrawarman</li>
<li>Maharaja Sri Langka Dewa Warman</li>
<li>Maharaja Guna Parana Dewa Warman</li>
<li>Maharaja Wijaya Warman</li>
<li>Maharaja Sri Aji Dewa Warman</li>
<li>Maharaja Mulia Putera Warman</li>
<li>Maharaja Nala Pandita Warman</li>
<li>Maharaja Indra Paruta Dewa Warman</li>
<li>Maharaja Dharma Setia Warman</li>
</ul>
<br />
Lain-lain<br />
<br />
Nama Maharaja Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.

Kerajaan Di Indonesia Kerajaan Kutai Pengetahuan Umum Sejarah Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia - Kerajaan Kutai

Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia Kerajaan Kutai Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang bera...

Baca selengkapnya »

Ringkasan Materi IPS SMK Kelas X

08.33 Unknown 0 Comment

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
 <br />
<br />
<h3>
Materi IPS SMK kelas X</h3>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX_6TLDfU-Ra1T7ltxwvmFmV1jjDXSZDZf5n-BmTQ2VUE3_QS-c9lzKbmTMdwF-l7H5cDktL-7aYU9HyZRZysdxl7y303-RxrkC_PoxICHL7BcNlx8AnGzzoE9eho2z8nrvF4_Sy_Wdhg/s1600/ips.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="ringkasan-materi-ips-smk" border="0" data-original-height="125" data-original-width="127" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX_6TLDfU-Ra1T7ltxwvmFmV1jjDXSZDZf5n-BmTQ2VUE3_QS-c9lzKbmTMdwF-l7H5cDktL-7aYU9HyZRZysdxl7y303-RxrkC_PoxICHL7BcNlx8AnGzzoE9eho2z8nrvF4_Sy_Wdhg/s320/ips.PNG" title="ips" width="320" /></a></div>
<br />
<h2>
A.    Interaksi Sebagai Proses Sosial</h2>
<h3>
<br />1.     Pengertian Interaksi Sosial</h3>
<br />
<br />
<br />
<br />
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan yang satu mempengaruhi segi kehidupan ekonomi berpengaruh kepada segi kehidupan lainnya.<br />
<br />
<br />
Adanya berbagai aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia lainnya itulah yang disebut interaksi sosial. Dengan demikian dapat diketahui bentuk utama dari proses sosial yaitu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor yang megakibatkan terjadinya aktivitas sosial.<br />
<br />
<br />
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dan individu. Hubungan interaksi tersebut diatur oleh nilai-nilai dan norma-norma hidu bermasyarakat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h3>
2.     Jenis-Jenis Interaksi Sosial</h3>
<br />
<br />
Kontak dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial bisa juga terjadi meskipun antara dua manusia yang bertemu tidak saling menegur atau berbicara. Syarat terjadinya interaksi sosial atau proses sosial yaitu adanya kontak dan komunikasi.<br />
<br />
<br />
<h4>
Jenis-jenis interaksi sosial ada tiga macam yaitu :</h4>
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<h4>
1)     Interaksi sosial antar individu</h4>
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara orang per orang atau individu dengan individu lainnya</blockquote>
</blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<h4>
2)     Interaksi sosial antara individu dengan kelompok</h4>
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan kelompoknya.</blockquote>
</blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<h4>
3)     Interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok</h4>
Yaitu interaksi sosial yang terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lain.</blockquote>
<blockquote>
<br />
<br />
<br /></blockquote>
</blockquote>
Interaksi sosial terjadi apabila adanya kontak dan komunikasi dalam bentuk aktivitas sosial. Ciri-ciri dari interaksi sosial tersebut yaitu: pelakunya lebih dari satu orang, adanya kontak dan komunikasi, adanya dimensi waktu dan adanya tujuan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h2>
B.    Sosialisasi Sebagai Proses Pembentukan Kepribadian</h2>
<h3>
1.     Pengertian Proses Sosialisasi</h3>
<br />
<br />
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari berbagai segi.<br />
<br />
<br />
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi.<br />
<br />
<br />
Menurut Bedger, sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h3>
2.     Agen / Media Sosialisasi</h3>
<br />
<br />
<h4>
<ul>
<li> Keluarga</li>
</ul>
</h4>
<br />
<br />
Merupakan lingkungan utama yang pertama kali dikenal oleh anak. Agen sosialisasi di lingkungan keluarga meliputi; orangtua, saudara kandung, dsb. Arti pentingnya agen sosialisasi terletak pada pentingnya kemampuan yang harus diajarkan kepada anak.<br />
<br />
<br />
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang mengajarkan cara kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.<br />
<br />
<br />
<h4>
<ul>
<li>Teman Bermain</li>
</ul>
</h4>
<br />
<br />
Anak mulai bergaul dengan lingkungan selain keluarganya. Pada lingkungan ini seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru, dia melakukan interaksi sosial sederajat, anak memasuki game stage yaitu mempelajari aturan yang mengatur peran orang lain yang kedudukannya sederajat. Dalam kelompok ini, anak mulai belajar nilai-nilai keadilan.<br />
<br />
<br />
<h4>
<ul>
<li>Lingkungan Sekolah</li>
</ul>
</h4>
<br />
<br />
Dilingkungan sekolah atau pendidikan formal seorang anak mulai mempelajari hal-hla baru yang belum dipelajari dalam lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan penguasaan peran-peran baru yang akan digunakan di kemudian hari, pada saat anak tidak tergantung pada orang tua lagi. Di lingkungan sekolah, seseorang belajar bahasa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis), belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial dan pelajaran lain-lain. Di lingkungan sekolah, para siswa belajar kemandirian, prestasi, umum dan khusus.<br />
<br />
<br />
<h4>
<ul>
<li>Media Massa</li>
</ul>
</h4>
<br />
<br />
Yaitu media cetak maupun elektronik merupakan bentuk komunikasi yang dikategorikan sebagai agen sosialisasi. Pesan-pesan yang disampaikan media masa tersebut akan mempengaruhi perilaku seseorang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h3>
3.     Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi</h3>
<h4>
a.     Tujuan Sosialisasi</h4>
<br />
<br />
Yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-masing.<br />
<div>
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:<br />
<br />
<br />
<h4>
</h4>
<h4>
<ul>
<li>Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang bertempat tinggal.</li>
</ul>
<ul>
<li>Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat</li>
</ul>
<ul>
<li>Untuk mengenal lingkungan alam sekitar</li>
</ul>
<ul>
<li>Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.</li>
</ul>
<ul>
<li>Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.</li>
</ul>
</h4>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<h4>
b.    Indikator keberhasilan proses sosialisasi</h4>
<br />
<br />
Keberhasilan seseorang individu dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari adanya indikasi-indikasi sebagai berikut:<br />
<h4>
</h4>
<h4>
<ul>
<li>Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya.</li>
</ul>
<ul>
<li>Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat.</li>
</ul>
<ul>
<li>Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam usaha peningkatan kasir.</li>
</ul>
<ul>
<li>Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Proses Sosialisasi</li>
</ul>
</h4>
<br />
<h4>
1)     Faktor dari dalam individu, meliputi:</h4>
Biologis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah dan alat indera,<br />
Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ),<br />
Tingkat emosional atau Emotional Question (EQ),<br />
Potensi, bakat, serta keterampilan.<br />
<br />
<br />
<h4>
2)     Faktor dari luar individu,  yaitu:</h4>
Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan pendidikan, dan lingkungan pekerjaan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
5.     Pembentukan Kepribadian<br />
a.     Faktor-faktor pembentuk kepribadian<br />
<br />
<br />
“kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.<br />
<br />
<br />
Dengan demikian kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan cara seorang individu berinteraksi dan beraksi dengan orang lain yang meliputi sikap, perilaku, kebiasaan dan sifat khas yang dimiliki oleh individu.<br />
<br />
<br />
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang adalah :<br />
<br />
<br />
1)     Faktor keturunan<br />
<br />
<br />
Diantaranya yaitu ukuran fisik, jenis kelamin, bentuk wajah atau temperamen, dan secara biologis berpengaruh terhadap perilaku, pengendalian diri, dorongan, sikap dan minat.<br />
<br />
<br />
2)     Faktor lingkungan alam<br />
<br />
<br />
Perbedaan iklim dan sumber dari alam menyebablan manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan alam. Upaya penyesuaian diri ini akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang.<br />
<br />
<br />
3)     Lingkup budaya<br />
<br />
<br />
Proses pembentuk kepribadian dipengaruhi juga adanya kebudayaan setempat. Misalnya: adat istiadat, budaya daerah, agama, atau kepercayaan yang dianut masyarakat dan keluarganya.<br />
<br />
<br />
4)     Situasi<br />
<br />
<br />
Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Meskipun pada umumnya kepribadian itu stabil dan konsisten, justru dapat berubah dalma situasi-situasi yang buruk.<br />
b.    Unsur-unsur pembentuk kepribadian<br />
<br />
<br />
1)     Pengetahuan<br />
<br />
<br />
Merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, dan secara nyata yang terkandung di dalam otaknya. Seluruh proses akal manusia yang sudah jadi antara lain: persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep maupun fantasi.<br />
<br />
<br />
2)     Perasaan<br />
<br />
<br />
Adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya, dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Suatu perasaan yang bersifat subyektif biasanya menimbulkan kehendak, keinginan, emosi, dan dorongan naluri.<br />
c.     Tipologi kepribadian<br />
<br />
<br />
Tipologi kepribadian seseorang dibedakan menjadi enam tipologi dan masing-masing memiliki karakter dan kedudukan yang berbeda-beda. Yaitu:<br />
<br />
<br />
1)     Realistis<br />
<br />
<br />
Yaitu seseorang yang menyukai kegiatan fisik yang menuntut keterampilan, kekuatan,dan koordinasi.<br />
<br />
<br />
2)     Investigatif<br />
<br />
<br />
Seseorang yang memiliki tipe ini, menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan pemahaman.<br />
<br />
<br />
3)     Sosial<br />
<br />
<br />
Yaitu seseorang yang menyukai kegiatan yang membantu meringankan beban orang lain.<br />
<br />
<br />
4)     Konvensional<br />
<br />
<br />
Yaitu tipe orang yang menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan yang jelas.<br />
<br />
<br />
5)     Enterfrising<br />
<br />
<br />
Tipe ini menyukai kegiatan di mana selalu ada peluang untuk mempengaruhi orang lain.<br />
<br />
<br />
6)     Artistik<br />
<br />
<br />
Tipe ini menyukai kegiatan yang bersifat mendua, ekspresif, kreatif.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
6.     Fungsi Nilai dan Norma Sosial<br />
Nilai sosial<br />
<br />
<br />
Nilai adalah suatu ukuran atau patokan yang diyakini dan dijadikan standar pedoman. Nilai sosial berarti pedoman perilaku yang dianggap baik, pantas dan benar sebagai ukuran perilaku masyarakat.<br />
<br />
<br />
Ciri-ciri nilai sosial:<br />
<br />
<br />
1)     Hasil interaksi sosial antara warga masyarakat,<br />
<br />
<br />
2)     Bukan pembawaan sejak lahir,<br />
<br />
<br />
3)     Terbentuk melalui proses belajar,<br />
<br />
<br />
4)     Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi,<br />
<br />
<br />
5)     Berhubungan satu sama lain,<br />
<br />
<br />
6)     Bervariasi antara budaya yang satu dengan yang lain.<br />
Norma sosial<br />
<br />
<br />
Ciri-ciri norma sosial:<br />
<br />
<br />
1)     Umumnya tidak tertulis kecuali norma hukum,<br />
<br />
<br />
2)     Hasil dan kesepakatan masyarakat,<br />
<br />
<br />
3)     Warga masyarakat mentaatinya,<br />
<br />
<br />
4)     Mengandung sanksi bagi yang melanggarnya, dan<br />
<br />
<br />
5)     Menyebabkan terjadinya perubahan sosial sehingga norma sosial dapat berubah pula.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Norma artinya patokan atau ukuran yang memiliki sanksi-sanksi. Norma dijadikan pedoman untuk memotivasi dan menekan seseorang, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jenis-jenis norma sosial:<br />
<br />
<br />
1)     Norma kesusilaan<br />
<br />
<br />
Norma kesusilaan adalah norma yang bersumber dari perasaan manusia. Norma kesopanan merupakan norma yang bersumber pada akal pikiran manusia.<br />
<br />
<br />
Norma kesopanan maupun norma kesusilaan merupakan norma yang paling dasar. Norma tersebut mengatur interaksi timbal balik antar individu, antara individu dengan kelompok, antarkelompok dalam pergaulan di masyarakat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
2)     Norma adat atau kebiasaan<br />
<br />
<br />
Yaitu suatu rangkaian aturan yang mengatur kehidupan bermasyarakat yang dipergunakan secara berulang-ulang dan dibakukan sebagai pedoman adat dalam kelompok masyarakat tertentu.<br />
<br />
<br />
3)     Norma agama<br />
<br />
<br />
Yaitu aturan-aturan yang bersumber dan ajaran agama yang mengikat pada penganutnyayang berisi perintah-perintah maupun larangan bagi penganutnya masing-masing untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, pelanggaran norma tersebut akan dianggap sebagai perbuatan dosa<br />
<br />
<br />
4)     Norma hukum<br />
<br />
<br />
Merupakan suatu rangkaian aturan yang dibuat oleh lembaga berwenang untuk dijadikan pedoman dalam mengatur kehidupan warga negara, dan kehidupan dalam hal ini sanksi bagi yang melanggar dikenai denda, hukuman penjara, sesuai tingkatan kesalahannya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Fungsi nilai dan norma sosial<br />
<br />
<br />
1)     Sebagai petunjuk perilaku<br />
<br />
<br />
Nilai dan norma merupakan sesuatu yang mengandung kebaikan yang telah diyakini dan dijadikan pedoman dalam kehidupan.<br />
<br />
<br />
2)     Sebagai pelindung pihak-pihak yang lemah<br />
<br />
<br />
Nilai dan norma membatasi ruang gerak orang-orang yang kuat untuk melakukan perilaku sekehendaknya. Aktivitas seseorang, akan dibatasi oleh adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial dan agama, agar tidak melanggar hak-hak orang lain terutama warga masyarakat lemah.<br />
<br />
<br />
3)     Sebagai motivator individu untuk melakukan sesuatu<br />
<br />
<br />
Jika seseorang berpedoman pada nilai-nilai norma-norma sosial, maka akan mendorong seseorang untuk berbuat yang terbaik dan menjauhi hal-hal yang tidak baik atau terlarang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai dan norma<br />
<br />
<br />
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai dan norma dalam masyarakat antara lain sbb:<br />
<br />
<br />
1)     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
<br />
<br />
Akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat dan timbulnya inovasi-inovasi baru melahirkan gagasan-gagasan baru atau penemuan-penemuan baru sangat mendorong terjadinya pergeseran nilai dan norma.<br />
<br />
<br />
2)     Pengaruh kebudayaan asing<br />
<br />
<br />
Akibat lajunya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan kebudayaan asing masuk ke dalam kebudayaan masyarakat dan memungkinkan terjadinya asimilasi dan akulturasi. Dengan demikian secara lambat laun niali dan norma sosial yang ada terpengaruh bergeser dan berbaur dengan nilai kebudayaan asing tersebut.<br />
<br />
<br />
3)     Perubahan struktur pemerintahan<br />
<br />
<br />
Perubahan struktur pemerintahan dan personilnya sangat mungkin mendorong terjadinya perubahan. Misalnya perubahan UUD, UU, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan daerah, keputusan gubernur, keputusan bupati, dsb.<br />
C.    Bentuk-bentuk interaksi sosial<br />
Proses Assosiatif<br />
Kerja sama<br />
<br />
<br />
Adalah suatu usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, atau antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.<br />
Akomodasi<br />
<br />
<br />
Terdapat dua pengertian akomodasi.<br />
<br />
<br />
Pengertian pertama=> akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, artinya adanya keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan individu lain.<br />
<br />
<br />
Pengertian kedua=> akomodasi sebagai suatu proses menunjukkan pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan dengan maksud mencapai kestabilan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Secara umum tujuan akomodasi adalah:<br />
<br />
<br />
1)     Untuk mengurangi pertentangan antara individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat.<br />
<br />
<br />
2)     Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.<br />
<br />
<br />
3)     Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.<br />
<br />
<br />
4)     Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sebagai suatu proses akomodasi mempunyai beberapa bentuk antara lain:<br />
<br />
<br />
1)     Toleransi<br />
<br />
<br />
Merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal, kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.<br />
<br />
<br />
2)     Kompromi<br />
<br />
<br />
Adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu sebaliknya.<br />
<br />
<br />
3)     Arbitrasi<br />
<br />
<br />
Yaitu suatu cara mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Perselisihan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak.<br />
<br />
<br />
4)     Mediasi<br />
<br />
<br />
Yaitu suatu cara mencapai kompromi yang hampir sama dengan arbitrasi. Di dalam mediasi kedudukan pihak ketiga sebagai penasihat yang bertugas mengusahakan suatu penyelesaian damai. Keputusan-keputusan tetap berada pada pihak I dan pihak II.<br />
<br />
<br />
5)     Konsiliasi<br />
<br />
<br />
Yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini terbuka untuk mengadakan asimilasi.<br />
<br />
<br />
6)     Adjudikasi<br />
<br />
<br />
Yaitu suatu cara penyelesaian perselisihan secara damai dengan keputusan yang berwenang yang tujuannya mendapat keadilan, contohnya lewat pengadilan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Proses Disassosiatif<br />
Persaingan<br />
<br />
<br />
Adalah suatu proses sosial tempat individu atau kelompok manusia saling bersaing dan mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum.<br />
Kontravensi<br />
<br />
<br />
Merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan.<br />
<br />
<br />
Merupakan rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, seperti keraguan bahkan kebencian terhadap kepribadian seseorang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Proses Interaksi Sosial<br />
Tahap-tahap proses interaksi sosial<br />
Kontak dan komunikasi<br />
<br />
<br />
Tahap-tahap proses interaksi sosial yaitu kontak dan komunikasi. Kontak dan komunikasi merupakan syarat mutlak terjadinya proses interaksi sosial. Akibat adanya kontak dan komunikasi dapat bersifat positif dan negatif.<br />
Kontak primer dan kontak sekunder<br />
<br />
<br />
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak yang bersifat primer berupa pertemuan atau tatap muka.<br />
<br />
<br />
Kontak yang bersifat sekunder adalah kontak yang tidak melibatkan pertemuan langsung melainkan melalui perantara.<br />
Kontak tanpa komunikasi<br />
<br />
<br />
Kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya: kamu bertemu dengan turis dari Inggris, karena kamu tidak bisa berbahasa Inggris dan sebaliknya turis tidak bisa berbahasa Indonesia, maka kamu bertanya menggunakan bahasa Indonesia padahal turis tidak mengerti berarti tidak terjadi komunikasi. Oleh karena itu terjadi kontak tanpa komunikasi.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Faktor-faktor pendorong proses interaksi sosial<br />
Faktor pendorong yang bersumber dari dalam<br />
<br />
<br />
Manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup pasti memiliki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang mendorong manusia untuk melakukan interaksi sosial.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari dalam, yaitu:<br />
<br />
<br />
1)     Kebutuhan fisik, yaitu kebutuhan yang paling dasar untuk mempertahankan kelangsungan hidup.<br />
<br />
<br />
2)     Kebutuhan keamanan dan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk merasa aman dari ancaman dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.<br />
<br />
<br />
3)     Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berteman, dicintai dan mencintai, bergaul, perasaan diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, perasaan ingin kemajuan.<br />
<br />
<br />
4)     Kebutuhan akan penghargaan diri, yaitu kebutuhan penghargaan dari orang lain, prestise dan pengakuan.<br />
<br />
<br />
5)     Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan menggunakna kemampuan, keterampilan dan prestasi.<br />
b.    Faktor pendorong yang bersumber dari luar<br />
<br />
<br />
Proses interaksi sosial terjadi karena adanya rangsangan, tanggapan, aksi dan reaksi.<br />
<br />
<br />
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari luar, yaitu:<br />
<br />
<br />
1)     Sugesti<br />
<br />
<br />
Yaitu rangsangan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dengan cara mempengaruhi segi kejiwaan. Dengan pemberian sugesti, orang lain melakukan tindakan menuruti atau menerima apa yang diperintahkan tanpa berpikir panjang.<br />
<br />
<br />
2)     Motivasi<br />
<br />
<br />
Adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.<br />
<br />
<br />
3)     Imitasi<br />
<br />
<br />
Yaitu proses interaksi sosial yang berupa perilaku untuk meniru orang lain meliputi sikap, penampilan, maupun gaya hidup. Proses imitasi pertama terjadi dalam sosialisasi keluarga.<br />
<br />
<br />
4)     Identifikasi<br />
<br />
<br />
Adalah proses interaksi sosial berupa upaya menyamai orang lain atau imitasi yang lebih dalam, artinya bukan saja perilaku yang ditiru tetapi sudah mengarah ke kejiwaan.<br />
<br />
<br />
5)     Simpati<br />
<br />
<br />
Adalah proses kejiwaan seseorang merasa tertarik kepada seseorang/ sekelompok orang karena sikap, penampilan, tindakan, kewibawaan, kepandaian, keterampilan, kecantikan. Dari rasa simpati ini berkembang menjadi rasa cinta kasih atau sayang.<br />
<br />
<br />
6)     Empati<br />
<br />
<br />
Yaitu perasaan ikut mengalami (baik suka maupun duka).<br />
<br /></div>
</div>

IPS SEKOLAH SMK Ringkasan Materi IPS SMK Kelas X

Materi IPS SMK kelas X A. Interaksi Sebagai Proses Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Proses sosial adalah pen...

Baca selengkapnya »